Kamis, 06 September 2012

Foto Album

Diposting oleh gaprut :D di 9/06/2012 04:38:00 PM 0 komentar

Satu buku sama dengan lainnya
Terlihat tak jauh beda           
Tapi kita tahu itu luar biasa
Hebat menyimpan kenangan
Tersimpan rapi kenangan

Dalam setiap sekat sekat kecil
Menggapit lembaran bercerita
Mengingatkan apa yang pernah ada

Ekspresi yang terukir
Kita pandang, kita rasakan
Halaman demi halaman
Lembaran demi lembaran

Kita dapatkan ekspresi baru
Kita rasakan ekspresi itu
Dengan goresan memo singkat
Membawa kita kembali
Kesana yang menyenangkan
Akan memori yang tak terlupakan

Titik Tinta

Diposting oleh gaprut :D di 9/06/2012 04:36:00 PM 0 komentar

Untuk satu tanda pengancam kehidupan
Maka harus jaga etika
Perhatikan tingkah laku
Menata perkataan
Pertangung jawabkan perbuatan

Karna dunia masih sama
Jelek membekas di hati pikiran
Pandang kebaikan setelah itu hilang

Titik tinta pun jelas di atas putih
Maka janganlah menitikkan tinta
Pada apa yang putih
Pada apa yang bersih
Pekat melekat akan harapkan hilang

Hujan

Diposting oleh gaprut :D di 9/06/2012 04:17:00 PM 0 komentar


Kala rintik hujan mulai basahi bumi
Bumi yang haus akan kesejukan
Yang terlihat kering kerontang, retak panas

Kita rasakan itu lepas tak berbekas
Sejuk alam kini hadir
Bau tanah basah tercium
Aroma pagi terasa hingga siang
Suasana hati sejuk riang

Gemericik deras hujan
Adalah nada indah
Yang selama ini ingin kita dengar

Alunan lembut dari Allah SWT
Suara yang membuat kita
Ucapkan syukur Alhamdulillah

Minggu, 02 September 2012

Sahabat Es Krim

Diposting oleh gaprut :D di 9/02/2012 07:40:00 PM 0 komentar

Siang ini panas sekali. Memang selalu begitu, kota metropolitan ini. Kipas angin atau AC kebanyakan menjadi barang pokok di tiap-tiap rumah. Tapi untuk Clara berada di depan kipas angin atau ruangan ber-AC saja itu tidak cukup. Selalu ada ritual rutin untuk menghilangkan panas yang dirasakannya.
“Halo. Aduh Bar, pergi yuk!” suara Clara dari telepon terdengar tidak sabar.
“Ritual lagi? Di tempat biasa kan? Ya udah 10 menit lagi ketemu disana,” Bara ajukan  pertanyaan hanya untuk sekedar meyakinkan.
“Oke, thank you Bar,” respon Clara girang. Telpon ditutup.
“Kenapa gak kesini tadi habis pulang sekolah Cla? Tumben sore gini ?” Bara bertanya setelah datang 5 menit sehabis Clara di toko es krim favorit mereka.
“Abisnya tadi masih harus kerja kelompok bentar Bar. Udah Jakarta panas, tugasnya nambah-nambahin gerah deh. Ini aja barusan pulang, tadi pulang cuma mandi doang. Udah ah, langsung pesen yuk?” Clara meminta dengan senyum lebar dan wajah girang.
“Huuu emang dasar, kalo udah masalah makan es krim aja semangat banget.” Sahabat paling setia ini mencubit pipi Clara. “Mau pesen apa?”
“Seperti biasa dong, pake nanya.” Clara menjulurkan lidahnya.
15 menit kemudian 2 mangkuk es krim lezat sudah sampai di meja muda-mudi yang begitu akrab ini.
“Nih Cla, hari ini es krimku rasa tutti frutti, mau?”
“Aaaa”  Clara membuka mulutnya minta disuap.
“Manja banget.” Bara sinis tetapi tetap menyuapinya.
“Hhhmmm.” Clara merasakan kenikmatan es krim suapan dari Bara.
“Cla, masih gak mau coba pesen es krim lain selain rasa coklat?”
“Nggak, karna aku udah tau rasa Blueberry, Strawberry, Vanila, Banana split, Mexicaner Ice, Java Ice, Peach Melba Ice, Rum Raisin, Tutti Frutti, Salty Hazelnut, Chocolate Chip Cookie Dough , Spaghetti Ice Cream, Gelatoo Sole Mio, Maccha ice cream ....”
“Dan aku selalu suka rasa coklat” Bara memotong kalimat Clara dan meneruskannya.
“Hehe, nah itu hafal. Lagian kalo aku pingin rasa lainnya kan selalu kamu kasih? Hihihihi.” Clara cengengesan.
“Haha maunya, dasar.” Bara menjulurkan lidahnya.
“Hhhmmm enaaakkk.” Clara menikmati es krim kesukaannya tanpa menghiraukan Bara.
Bara melihat sekitar untuk memastikan tidak ada yang memperhatikan karna suara Clara yang memenuhi ruangan. Dia hanya tersenyum geli melihat tingkah sahabat imut dan manisnya ini. Bara harus benar-benar sabar dan memang sudah sangat terbiasa dengan tingkah konyol Clara yang dikenalnya sejak kelas satu SMP. Menurutnya tingkah Clara masih sama seperti dulu, tidak jauh berbeda saat masih SMP, dan yang paling dia tau Clara selalu menyenangkan.
Esok hari di sekolah Clara sudah merengek minta pada Bara untuk ke toko es krim lagi nanti pulang sekolah. “Tambah gede jadi makin rutin nih makan es krimnya?” Bara heran.
“Hehe, ayolah Bar. Males nih kalo siang panas, lagian nanti aku kosong nggak ada acara, kamu bisa?”
“Emm, bisa kok,” Bara mengingat acara hari ini.
“Yeeeeee, makasi Bar,” Clara kegirangan. Bel berdering tanda pelajaran pertama akan segera dimulai, Clara dan Bara masuk ke kelas masing-masing.
Pulang sekolah Clara segera melesat ke ruang kelas Bara. Bara tidak ada, inilah yang dibenci Clara dari tidak sekelasnya mereka berdua. Membuat lebih susah untuk bertemu dibanding saat satu kelas dulu. Clara mencoba menelpon Bara, tetapi nomor Bara tidak bisa dihubungi. Pasti baterai handphonenya habis, karna itu kebiasaan buruk Bara yang suka tidak mengecek isi baterainya, pikir Clara. “Bara kan sudah janji. Aku ke sana aja deh, nanti mungkin dia nyusul,” Clara bergumam sendiri.
Clara sudah duduk di kursi pengunjung toko es krim favoritnya. Berada di ruangan bernuansa colourful itu tidak seasik saat berada disana bersama Bara. Setengah jam berlalu Clara masih menunggu. Dengan maksud berusaha membunuh bosan, Clara memesan es krim duluan. 1 setengah jam berlalu Clara masih berpositif thingking bahwa Bara akan datang. Mas Eko pelayan yang kenal betul Bara dan Clara heran dengan Clara yang dari tadi memperhatikan pintu masuk. 2 jam menunggu membuatnya menghabiskan 3 mangkuk es krim sekaligus. Baru Clara yakin bahwa Bara tidak akan datang. Gadis ini pulang dengan wajah murung. Malamnya dia sama sekali tidak mau mengangkat telpon dari Bara.
“Cla Claraa!” Pagi ini Bara sudah sibuk mengejar-ngejar Clara yang sedari tadi tidak mau berhenti.
“Maaf.” Bara mengucapkan permintaan itu setelah berhasil meraih tangan Clara. Gadis yang selalu memberikan senyum untuknya kini hanya diam dan tak menatapnya.
“Soal apa? Makan es krim sendirian? Gak papa, namamu Bara kan? Kalo kamu disebelahku aku malah jadi lebih kepanasan.” Clara menjawab sinis.
“Yah jangan gitu dong Cla. Maaf deh, maaf bener.” Minta Bara yang paling tidak bisa Clara marah, dia hafal betul Clara kalo sudah marah. Bisa-bisa dia diam tidak mau bicara dengannya. Itu hal yang paling membuat Bara bingung harus berbuat apa. “Jadi kemarin beneran nunggu aku sampe 2 jam trus ngabisin es krim 3 mangkuk ya?” Bara cengengesan tapi tertahan setelah sadar ini bukan waktu yang pas.
“Iya beneran, kok tau? Emang kemarin kemana kok ngilang gitu aja ?” Clara bertanya dengan wajah cemberut.
“Waktu  kamu gak ngangkat telponku aku langsung ke toko es krim tanya mas Eko. Aku ke rumah sakit. Kemarin aku dapat telpon dari Ibu kalo Raka kesrempet motor di jalan. Jadi kemarin langsung brangkat ke rumah sakit.”
“Ha?! Kenapa gak kasih tau aku? Trus Raka gak papa?” Raut wajah cemberut Clara berubah menjadi sangat kawatir atas berita kecelakaan adik satu-satunya Bara itu.
“Aku takut kamu nanti jadi sibuk pingin nemenin Raka sampe malem. Kaki sama tangannya luka-luka. Tapi untung gak ada luka yang serius. Maunya kamu biar istirahat aja di rumah, soalnya aku perhatikan kamu sekarang sering sibuk sama banyak tugas. Eh malah nunggu di toko es krim, mana kemarin mau ngabarin hpku mati. Maaf ya, aku traktir es krim deh?” Bara tersenyum.
“Dug!” Clara memukul Bara keras. “Aaw!” Bara memegang lengannya kesakitan. “Salah lagi ya Cla? Kenapa?” Bara memelas.
“Kamu itu gimana sih pake ngelarang aku ketemu Raka, nanti aku mau makan es krim sama Raka di rumah sakit.”
“Hehe, iyadeh. Kirain tadi gak mau ditraktir, tapi es krim rasa coklat kamu kan gak tahan, jadi udah gak marah dong?” Bara pun lega sudah melihat senyum manis Clara tanda dia dimaafkan.
“Eh masak jadi tambah panas kalo di dekatku?” Bara mengkonfirmasi kalimat Clara karena tidak terima.
“Hehe nggaaaaakk, weeeee.” Clara menjulurkan lidahnya. “Aku juga minta maaf deh Bar, aku gampang ngambek gak mau dengerin kamu dulu.” Clara meminta maaf masih sambil memukul Bara sekali lagi.
“Iya Clarakuuu.” Bara cengengesan sambil memegang lengannya lagi. Dia heran dengan sahabatnya satu ini, baru kali ini dia menemukan orang meminta maaf sambil memukul. Tapi toh memang selalu begitu Clara yang dikenalnya. Seseorang yang dimana Bara tidak ingin jauh darinya.
 

Cerewetnya Aku Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei